Jalan-jalan sambil belajar (Museum)

Assalamualaikum, Sengaja saya membuat tulisan ini karena dosen saya menugaskan untuk membuat tulisan yang bertemakan Museum. So, bawa happy aja dan lagi pula bisa sekalian jalan-jalan sambil belajar juga kan :D

Ngomong-ngomong soal museum, saya ingin bercerita sedikit yang saya tau tentang museum yang saya kunjungi yaitu Museum Transportasi, yang lebih tepatnya berada di Taman Mini. 

Di Museum Transportasi ini, terdapat banyak koleksi sarana transportasi berbagi jenis darat, laut, dan udara dari jaman dahulu hingga era 2000an. Koleksinya pun dipamerkan di dalam dan di luar ruangan dan dapat memberikan kita ilmu karena setiap koleksi terdapat deskripsi tentang koleksi tersebut. Jenis kendaraan seperti mobil, kereta, pesawat bahkan andong pun banyak kita jumpai disana. Museum ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 20 April 1991 yang semua direncanakan untuk museum kereta api, namun kemudian berkembang menjadi museum transportasi.

Si Jangkung Merah

Dan ini dia, bus tingkat pertama yang diberi nama “Si Jangkung Merah” yang beroperasi di Jakarta juga ada di Museum transportasi. Bus ini beroperasi di Jakarta dari tahun 1968 sampai dengan tahun 1982. Bus Tingkat kuno pertama buatan Leyland United Kingdom yang menjadi armada PPD (Perusahaan Pengangkutan Djakarta) dan bus ini beroperasi dengan rute Blok M-Salemba-Senin.

Cikar DAMRI

Setelah saya berjalan cukup lama, saya menemukan alat angkut dengan hewan yang bernama Cikar DAMRI. Cikar DAMRI merupakan armada pertama milik DAMRI buatan tahun 1946, pada masa kemerdekaan. Alat angkut logistik untuk keperluan militer di Surabay ini ditarik oleh dua ekor sapi atau kerbau. Ketika perbekalan habis, binatang ini mesti rela menjadi tumbal tuannya untuk lauk pauk. Cikar DAMRI ini memilik ukuran panjang 515 cm, lebar 200 cm dan tinggi 275 cm. 

Taksi Pertama Blue Bird

Di museum transportasi ini juga terdapat taksi Blue Bird pertama di Indonesia yang diberikan oleh Blue Bird Group dalam rangka memperingati 40 tahun pada 12 Mei 2012. Taksi ini dibuat tahun 1972 dan merupakan taksi pertama yang menggunakan argometer. Sejarah keberaradaan taksi eksekutif ini dimulai saat pemerintah Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan KTT Non Blok pada tahun 1992. Saat itu Pemerintah membutuhkan banyak armada untuk transportasi tamu-tamu kepala negara. Pihak swasta diminta turut  berpartisipasi pada hajatan itu, termasuk Blue Bird Group.